Biografi Singkat Ir Soekarno
Kependudukan Jepang & Kemerdekaan Indonesia (1942 - 1945)
Pada awal tahun 1942, terjadi insiden yang tidak diduga-duga, militer Jepang masuk ke wilayah Asia Tenggara termasuk Hindia Belanda. Persenjataan militer Belanda kalah dibandingkan kekuatan Nippon, Belanda yang udah ratusan tahun menduduki Hindia, sanggup dipukul mundur oleh Jepang hanya dalam hitungan hari. Maret 1942, Belanda mengalah kepada Jepang. Penyerahan kekuasaan berlangsung sangat cepat. Supaya mendapat simpati masyarakat, Jepang melaksanakan pembebasan para tokoh pemberontak dan pendekar rakyat ibarat Hatta, Sjahrir, termasuk Bung Karno.Menurut Soekarno, penyerangan Jepang inilah yang sanggup membuka celah untuk membebaskan Indonesia. Jepang pun mekepunyaani maksud lain, yaitu memanfaatkan warga pribumi untuk membantu militer Jepang dalam perang. Walaupun kepentingan antar kedua belah pihak ini seperti sejalan, tapi masing-masing tetap menaruh curiga satu sama lain.
Dibawa Soekarno menuju Batavia dan hasilnya untuk kali pertama dalam hidupnya bertemu eksklusif dengan Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir. Pertemuan ini sanggup dibilang moment yang sangat bersejarah, alasannya sesudah berjuang masing-masing dari tahun 1931, tiga tokoh utama kemerdekaan kita ini gres bertemu untuk pertama kalinya. Dari hasil pertemuan itu, Soekarno beropini bahwa untuk sementara kita perlu mengikuti impian Jepang, supaya kemerdekaan Indonesia sanggup didapatkan tanpa perlu pertumpahan darah. Di sisi lain, Sjahrir menolak proposal itu dan lebih menentukan meneruskan usaha sepetunjuk non-kooperatif dengan membangun basis massa supaya semangat kemerdekaan tetap terjaga dari akar rumput.
Serpak terjang Soekarno dalam kurun waktu pendudukan Dai Nippon di Indonesia yaitu titik sejarah yang dilematis dan sangat kontroversial. Di satu sisi, Soekarno jadi "orang kepercayaan" Jepang, dijadikan pemimpin Pusat Tenaga Rakyat buat membantu melancarkan propagada Nippon Pemimpin Asia, Nippon Pelindung Asia, Nippon Cahaya Asia. Soekarno tetap percaya bahwa langkah-langkah ini merupakan satu-satunya langkah dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Langkah ini menimbulkan korban yang luar biasa banyaknya, terutama pada penduduk Pulau Jawa dan Sumatera. Lebih dari satu juta orang mati alasannya kelaparan gara-gara hasil pangan diambil untuk bekal tentara Jepang. Selain itu, proyek-proyek pembangunan massal dan cepat juga menimbulkan banyak korban jiwa. Soekarno sangat meratapi andilnya dalam romusha ini, tapi ia juga berpikir bahwa hal ini sangat diharapkan untuk sanggup mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
Bentuk kooperatif ini hasilnya menemukan celah ketika Jepang mengalami kekalahan beruntun di peperangan pasifik melawan sekutu pada awal 1945. Puncaknya ketika terjadinya peristiwa Bom atom yang menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 7 & 9 Agustus 1945 yang memaksa hampir seluruh tentara Jepang untuk pulang ke negaranya. Di tengah masa vakum ini, hasilnya Soekarno, dan para pejuang revolusi kita mengambil tindakan tegas untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia 17 Agustus sekaligus mewujudkan mimpi hampir seluruh rakyat Nusantara untuk menjadi negara berdikari yang merdeka.
Peran Soekarno dalam Proses Pembentukan Negara (1945 - 1950)
17 Agustus 1945, NKRI sepetunjuk sepihak menjadi negara yang merdeka. Soekarno membacakan teks proklamasi dalam kondisi ga tidur selama empat hari dan lagi demam tinggi 40°C alasannya terjangkit malaria. Dalam kondisi yang belum 100% pulih dari demam, esok hari sesudah proklamasi berangkatlah ia ke Gedung Raad van Indie. Di gedung lagi ada perkumpulan para pendiri-pendiri bangsa yang lagi Rapat PPKI. Hasil rapat pada hari itu tetapkan bahwa Soekarno diangkat jadi presiden Republik Indonesia & Bung Hatta menjadi wapres.Ada tiga hal yang harus dikerjakan oleh Soekarno selaku Presiden RI. Pertama yaitu fungsi direktur sebagai presiden. Dari mulai menentukan mentri dan departemen, serta membentuk struktur wewenang yang konkrit dan jelas. Tugas kedua, menyiarkan gosip kemerdekaan melalui siaran-siaran curian dari pemancar gosip Pemerintahan Jepang. Tugas yang ketiga yaitu melucuti senjata dari pihak tentara Jepang yang masih ketinggalan di Indonesia dan belum pulang kampung. Karena Soekarno sudah memprediksikan, tidak hingga sebulan niscaya pasukan Sekutu akan hingga ke Indonesia.
Konsentrasi dalam hal ini pun dilakukan. Republik harus bertahan. Akhirnya tanggal 23 dibentuklah Badan Keamanan Rakyat (BKR). Bentuk dari BKR ini bukanlah ketentaraan, tapi hanya sekadar organisasi masyarakat untuk menampung para prajurit mantan PETA, Heiho, dan KNIL. Lumayan lah, dari nama wadahnya ga terlalu bikin Jepang curiga. Di sisi lain, kita mekepunyaani organisasi pertahanan militer walau berlabel ormas.
Soekarno harus mimpin sebuah negara yang lagi diserbu oleh sekutu. Menteri Kemakmuran waktu itu, Dr. Adnan Kapau Gani hasilnya bertugas menyelundupkan barang supaya nafas ekonomi negara kita berhembus di bawah tekanan perang. Segala macam diselundupin dari mulai timah, beras, hasil perkebunan, dll untuk ditukar dengan persenjataan dan emas sebagai alat transaksi universal.
Di bawah Sjahrir atas instruksi Soekarno, Indonesia berhasil mencapai kata sepakat sama Negeri Belanda pada Perundingan Linggarjati tahun 1947. Untuk sesaat, tidak ada lagi pertempuran yang sifatnya bunuh-bunuhan. Dua tahun kemudian, tepatnya tahun 1949 giliran Bung Hatta yang memberi kemenangan telak atas Indonesia pada Konferensi Meja Bundar di Den Haag pada tahun 1949, dengan memenangkan teritori kedaulatan Indonesia dari Sabang hingga NTT & Maluku (Timor-Timur dan Irian Barat menyusul).
Advertisement