'/> Biografi Tan Malaka Bapak Republik Indonesia -->

Info Populer 2022

Biografi Tan Malaka Bapak Republik Indonesia

Biografi Tan Malaka Bapak Republik Indonesia
Biografi Tan Malaka Bapak Republik Indonesia


Biografi Tan Malaka Bapak Republik Indonesia



Biografi Tan Malaka. Taukah kau siapa orang yang pertama kali memperjuangkan kemerdekaan Indonesia?. Apakah Soekarno? Apakah Bung Hatta?. Yak jawabannya ialah Sutan Ibrahim atau yang biasa di kenal dengan gelarnya yaitu Tan Malaka. Beliau lahir tanggal 2 Juni 1897. Tan Malaka ialah pencetus pejuang nasionalis Indonesa yang melawan penjajahan Hindia-Belanda PERTAMA KALI. Tidak hanya itu, tetapi ia juga dalang pencetus wacana konsep "Negara Indonesia" terbukti dalam bukunya yang berjudul Naar de Republiek Indonesia (1925). Buku inilah yang menginspirasi Soekarno, Hatta, Sjahris, dan kawan-kawan untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari mulai menulis buku hingga membentuk kekuatan persatuan bangsa, berbitrik dalam kongres internasional, ikut bertempur di lapangan melawan Belanda setrik langsung, hingga karenanya harus keluar masuk penjara berkali-kali, diburu oleh interpol, dan kejar-kejaran sama polisi internasional.

Namun pemerintah kita sendiri faktanya menganggap dirinya sebagai pemberontak dan pada karenanya ia mati ditembak oleh tentara Republik Indonesia di Kediri 1949 dan hingga hari ini jenazahnya belum ditemukan. Presiden Soekarno telah mengangkat namanya sebagai pahlawn nasional pada 28 Maret 1963. Seperti hilang dari sejarah, nama Tan Malaka ibarat tertelan oleh bumi, sehingga kita sendiri tidak pernah mendengar ceritanya di pelajaran Sejarah SD hingga Sekolah Menengan Atas hingga kini ini. Betul?

Masa Kecil Tan Malaka 1908 - 1919

Sewaktu kecil Tan Malaka ialah seorang anak yang cerdas. Pada umur 11 tahun ia masuk sekolah Kweekschool calon guru di Kota Bukittinggi. Dikarenakan kepintarannya, warga desa tolong-menolong berpahamya menyekolahkan Tan Malaka ke negeri Belanda. Akhirnya Tan Malaka pun berhasil bersekolah di Belanda dan ia diterima di Rijkskweekschool sekolah kejuruan guru negeri di kota Harlem Belanda. Disinilah ia mempelajari banyak hal, ibarat ilmu filsafat ekonomi, filsafat sosial yang pada ketika itu emang lagi menjadi trending topik di Eropa.

Sekolah daerah Tan Malaka berguru di Belanda

Perjuangan Tan Malaka di Indonesia 1919 - 1922

Setelah mengenyam pendidikan di Belanda, Tan Malaka kembali pulang ke Indonesia dan menjadi seorang guru koreksia Melayu untuk belum dewasa buruh perkebunan teh dan tembakau di Sanembah, Sumatra Utara. Dari pengalaman mengajar ini Tan Malaka atas dasar adanya ketidakadilan yang diterima para buruh Teh, mereka menerima upah rendah, sring diitpu sebab buta karakter dan tidak lancar berhitung.

Berbekal ilmu pengetahuan yang dikepunyaaninya, Tan Malaka memutuskan bergabung dengan organisasi ISDV (Organisasi ynag memperjuangkan hak kepekepunyaanan tanah dan alat produksi kepada rakyat biar tidak dimonopoli oleh kaum kolonial).

Karena aksinya, ISDV pada karenanya dibubarkan oleh Belanda. Tapi ISDV tidak mati sepenuhnya, sehingga berganti nama menjadi PKH (Perkumpulan Komunis Hindia) yang berisi kaum pribumi muslim.

Rapat Sarekat ISLAM
Melihat penindasan dimana-mana, Tan Malaka memutuskan untuk pergi ke pulau Jawa dan mendirikan sekolah di Semarang. Selain mengajar, Tan Malaka pun melaksanakan agresi radikal untuk memperjuangkan kemerdekaan di tanah Jawa. Tan Malaka memimpin gerakan demonstrasi para buruh dan pedagang kios pegadaian.

Melihat ulah Tan Malaka, pihak Belanda geram dan megasingkan Tan Malaka ke negeri Belanda.

Perjuangan Dalam Masa Pengasingan (1922 - 1942)

Walaupun di asingkan, Tan Malaka tetap melaksanakan upaya perlawanan. Salah satunya ia masuk kedalam organisasi Communistische Partij Nederland atau partai Komunis Belanda. Sangking cerdasnya, Tan Malaka dipilih menjadi kandidat ke tiga untuk duduk di dewan legislatif Belanda dari partai ini. 

Gagal menjadid anggota dewan legislatif Belanda, ia pergi ke Berlin. Di Berlin dia bertemu teman seperjuangannya, yaitu Darsono (Anggota penting di Sarekat Islam), yang pada waktu itu menjadi perwakilan Communist Internasional di Berlin.

Kegiatan Komintern di Berlin
Setelah mengikuti Komintren di Berlin, Tan Malaka ditugaskan menjadi distributor Komintern di Asia Tenggara. Disanalah ia menyusun gagasan masa depan bagi Hindia-Belanda yang ia bukukan dengan judul "Menuju Republik Indonesia". Buku ini berisi ramalan Tan Malaka wacana masa depan, salah satunya akan terjadinya perang dunia 2. Soekarno, Hatta, Sjahrir dkk pun membacanya dan ikut untuk merealisasikan gagasan Republik Indonesia untuk menjadi kenyataan.

Dari Belanda, Tan Malaka membentuk Partai Republik Indonesia di Manila. Setelah bertahun-tahun di Belanda, Tan Malaka memutuskan belakang layar kembali ke Indonesia menggunakna bahtera kecil menyebrangi Selat Malaka, dan sesudah hingga di Jakarta. Tan Malaka menyamar sebagai pegawai dinas kesejahteraan sosial.

Perjuangan sesudah Kembali ke Indonesia (1942 - 1949)

Pada masa ini Belanda telah di usir oleh Jepang. Pada masa ini pun Tan Malaka masih menyembunyikan jati dirinya hingga Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan.

Setelah merdeka, Tan Malaka gres berani memunculkan diri ke publik. Melihat lembeknya pemerintahan Soekarno Hatta sebab masih melaksanakan negosiasi dengan negara barat. Tan Malaka membentuk Persatuan Perjuangan (PP) yang muncul akhir kekecewaan rakyat Indonesia.

Karena usaha Tan Malaka ini tidak nurut sama pemerintah, para pemimpin PP karenanya ditangkap dan di penjara, salah satunya Tan Malaka. Setelah keluar dari penjara, apa yang di khawatirkan Tan Malaka benar-benar tejadi, yaitu hasil dari perjanjian yang Belanda hanya mengakui Jawa Tengah, Yogyakartam dan Sumatera sebagai kepingan wilayah Republik Indonesia.

Menanggapi hal ini, Tan Malaka membentuk banyak gerakan masyarakat untuk menentang perjanjian Renville dan merebut kembali setrik utuh wilayah Indonesia dari sabang hingga merauke. Salah satu gerakannya ialah Gerakan Revolusi Rakyat (GRR), PARI, Murba (Partai Musyawarah Rakyat Banyak).

Tan Malak pun mengumumkan pemebrontakan terhadap Belanda di radio yang isinya :
  1. Tidak mengakui perjanjian Linggarjati dan Renville
  2. Menghancurkan negara boneka bentukan Belanda
  3. Mengambil alih semua wilayah Indonesia yang masih dikuasai Belanda
  4. Mengambil alih semua aset Belanda dan Eropa lainnya
  5. Mengembalikan harga diri rakyat Indonesia
  6. Mengabaikan seluruh usul perundingan
  7. Tidak menyetujui perjanjian apapun yang tidak menyebutkan bahwa Indonesia merdeka pada tanggal 17 agustus 1945
  8. Menyatukan seluruh partai dan tubuh keamanan rakyat
Pengumuman ini mengkremasi semangat rakyat dan sekaligus mengakibatkan Tan Malaka di tangkap dan di cap sebagai pemberontak. Sampai karenanya di bunuh oleh tentara nasional Indonesia di Kediri Jawa Timur 19 Februari 1949.

Selesai.
Advertisement

Iklan Sidebar