Perjuangan Sutan Syahrir Saat penguasaan Jepang menuju Kemerdekaan (1942-1945)
Pada bulan Maret tahun 1942, Belanda mengalah kepada Jepang. Untuk mendapat simpati masyarakat, Jepang melepaskan tawanan Belanda dengan cuma-cuma menyerupai Hatta, Syahrir, Soekarno, dkk. Setibanya di Jakarta, Soekarno, Hatta dan Syahrir mengadakan pertemuan di rumah Hatta.
Syahrir, Soekarno, dan Hatta |
Dari hasil pertemuan itu, Soekarno beropini untuk sementara waktu Indonesia menuruti perintah Jepang, semoga kemerdekaan Indonesia sanggup tercapai tanpa adanya pertumpahan darah. Tetapi Syahrir menolak, Syahrir lebih menentukan meneruskan usaha semetode belakang layar dengan membangun basis massa semoga semangat kemerdekaan tetap terjaga. Akhirnya Soekarno dan Hatta menentukan jalan untuk berkooperasi dengan Jepang dengan impian Indonesia sanggup merdeka tanpa adanya pertumpahan darah.
Menurut mereka berdua Hatta dan Soekarno, inilah metode mudah untuk mencapai kemerdekaan. Namun tokoh pergerakan menyerupai Tan Malaka, juga Syahrir menganggap ini sebagai langkah yang lembek dan pengecut. Sampai pada hasilnya Jepang memberlakukan sistem kerja paksa Romusha (1942-1945) bagi 4-10 juta penduduk lokal untuk membangun markas militer, terowongan, dan pengangkutan materi bagi Jepang.
Menjelang pertengahan 1945, Jepang mengalami kekalahan dalam peperangan melawan sekutu. Berdasarkan analisi Syahrir, ini ialah ketika yang sempurna untuk menyatakan kemerdekaan, kemudian muncullah insiden penculikan golongn renta oleh golongan muda untuk mendesak segera menyatakan kemerdekaan.
Link Riwayat Hidup Sutan Syahrir PART1, PART2, PART3, PART4
Advertisement